I'm gonna miss you guys

Rabu, Jan 14 2009

Ternyata hari itu adalah hari terakhir aku mendengar sapaan riang Mr Mateske, sambutan selamat datang yang kadang kadang terdengar menjengkelkan namun tak jarang membuat aku tersenyum geli dikarenakan ayunan irama cara guru favoritku ini melafalkan namaku diikuti ekspresi muka yang sangat tidak mencerminkan tampang seorang bekas tentara setiap kali aku memasuki ruangan 205 di jam pelajaran terakhir. Aku siswa yang selalu datang pertama di kelas lantaran di jam sebelumnya aku di ruang 208 yang hanya membutuhkan waktu 10 detik, oleh karena itu Mr Mateske akan bertanya tanya jika aku bukan orang pertama yang dilihatnya. Sejujurnya aku tidak suka belajar sejarah. Membaca, meringkas lalu menghapal terasa membosankan dan sangat tidak menarik. Pun ketika Guidenceku disini memasukkan US History ke dalam jadwal pelajaranku sebagai salah satu pelajaran yang biasanya diambil exchange student. Aku sudah membayangkan pastilah kelas ini sangat membosankan ditambah lagi setelah aku melihat text bookny yang setebal Kamus Eng-Ind Hasan Sadily yang ditumpuk dua. Tapi kenyataan di lapangan ternyata jauh berbeda. Simulasi dengan cara cara yang unik (contohnya: ketika bab WWI, kami dibagi bagi dalam kelompok negara yang belum bernama (oleh karena itu kami harus membuat nama dan bendera negara sendiri) dan hanya diberikan selembar kertas instruksi tentang apa yang harus kelompok kami lakukan dan apa yang menjadi rahasia tujuan kelompok kami, lalu diikuti diskusi dan debat, lalu dari hasil simulasi inilah kami dapat mengetahui kelompok ini berperan sebagai Perancis, kelompok itu ternyata Rusia, dsb2. Dipasang pasangkan untuk menulis surat yang menjelaskan bagaimana keadaan home front untuk kerabat yang menjadi tentara relawan dan sebaliknya (didukung oleh situasi kelas yang benar benar dibuat menyerupai keadaan di waktu perang; efek sound, background dsb). Biasanya sebualn sekali kami akan datang ke kelas dengan sebungkus popcorn dan soda di tangan (menonton film yang menjelaskan bab yang sedang dipelajari adalah saat saat yang paling kami sukai, tentu saja! disamping lempar tangkap coklat sbeleum bel pulang berbunyi). Kelas yang sangat menyenangkan, guru yang gokil namun sangat kreatif dan berhasil membuat aku mendapatkan grade A dgn 106% di kelas ini. Tidak pernah terpikir bahwa kelas ini hanya berjalan satu semester. Meskipun semester depan aku masih punya US History, tetapi bukan 7th hour Mr Mateske Class lagi. Aku baru sadar bahwa semua ini akan segera berakhir ketika Mr Mateske bertanya:
"Suci, are you gonna come to see me here everyday in the next semester?" katanya sembari memberikan kertas ulanganku. Aku mengalihkan pandangan dari kertas ulanganku dan balik memandangnya.
"Well, of course i'll come here but not everyday. I just will come here when i wanna smell this room (wangi ruangannya khas)." hmmmmhh, dia benar. Kelas ini akan segera berakhir. Yap, we aren't Mr Mateske 7th Hour anymore. Nggak ada lagi Mr Mateske yang bisa bikin kita sekelas ketawa sampe sakit perut, nonton latihan baseball di kelas sebelom jam pulang, celetukan khas anak kecil dari Erick (yang emang freshman) yang sumpah nggak penting tapi spontan dan lucu. Everything will be over, whether we like it or not.

Kelas lain that i'm gonna miss is psychology. Aku lumayan deket dengan gurunya, Mr Guse. Guru muda yang selalu menjadikan film sebagai referensi. Eksperimen eksperimen dan video unik, tugas tugas yang menyenangkan (di kelas ini kita sering dikasih tugas, tapi aku senang mengerjakannya karena memang tugasnya tidak biasa). Dan aku paling sering tuker pikiran atau bahkan curhat dengan gurunya baik secara langsung maupun lewat jurnal. Yang menyenangkan adalah si pak guru ini selalu memberikan responnya meskipun terkadang responnya terbaca terdengar tidak penting. Oh iya, baru baru ini (habis libur natal kemarin) dia cerita kalo he has just proposed his girlfriend looo (inilah contoh percakapan tidak penting kami). Dia juga orang pertama yang bilang kepengen ke Indonesia setelah aku kasih dvd dari kedubes RI. Sehari setelah aku kasih video, dia menghampiri aku yang lagi cekakan tak berdosa dengan Jeni (my best budy in Psychology). Kita jadi diem dan mengira bahwa dia mau menegor kita. Feeling kita diperkuat dengan duduknya dia secara tiba tiba di sebelah aku. Tapi ternyata dia malah ngomong setengah berbisik
" I wanna go to your country. It's so beautiful. When are you gonna back? I wanna come with you."
hihihihkkhihhkkhik, Dia emang cuma bercanda. Tapi ya lucu aja ngebayangin pulang pulang bawa bule beneran (temen temen di sekolah, sebelom aku berangkat kesini pada ngejoke : Ci, pulang ntar bawain bule yaaa, huahahahuhahh).
Ketika kelas ini berakhir, nggak bakal ada lagi tawa serta riang canda (ceila,, tapi emang iya) yang menjadi penyegar luar biasa di jam jam terakhir. Nggak sering lagi atau bahkan nggak bisa lagi tuker cerita dan pikiran dengan guru favorit nomor dua ini. Nggak bakal bisa mengkoreksi kalimat kalimat Mr Guse (biasanya Sam dan aku bakal nambahin kalimat Mr Guse kalo terdengar janggal dan tidak seperti biasanya. Seperti menambahkan kata please atau ladies and gentlemen karena dia biasanya selalu menggunakan kata kata tersebut dan telinga kita akan merasa menangkap gelombang bunyi yang belum sempurna ketika dia tidak menggunakan kata kata tersebut). Dan kita semua di kelas ini berterimakasih untuk semua keceriaan yang terbagi bagikan dalam 4 bulan ini.


----------


Seharusnya aku masih punya satu hari lagi untuk bersama mereka kalau saja wauwatosa school district tidak menutup sekolah pada hari kamis dan jumat dikarenakan the coldest week dimana suhu pada hari ini adalah -30F without wind chill, Gosh! Oh iya, Mr Mateske menghadiahkan seorang suami pada simulasi terakhir. Disaat setiap orang mendapat peran sebagai seorang single, dia mengumumkan sesuatu yang benar benar menggoncang jiwa.
"and we will have one married couple here, Tom and Suci. Hiyey, Good choice,Suci! Good choice!" *bleeggg, nelen LIDAH dalem dalem*
Sebenernya aku fine2 aja dikasih kenang kenangan berupa "suami" di simulasi terakhir kelas (tentang protes rakyat Jerman terhadap pemerintah setelah WWI). Yang jadi masalah adalah Kenapa Harus Tom?? arggghhhh, orang yang paling terlihat SOK serius di kelas. (ini sama sekali bukan Tom pada postingan sebelumnya, harap di catat!) kok dipasangkan dengan aku yang tergolong sekarang menjadi cengengesan??? kenapa?? kenapa??ohh, *frustasi*.
aku kan jadinya harus berusaha menggunakan kata our (instead of my) setiap kali mau menjelaskan, nggak nyaman kan jadinya. Arrrghhhh, i hate it!

*ini postingan kok ujungnya jadi kayak luapan kejengkelan padahal harusnya luapan kesedihan karena mau pisah, maaf2 nggak konsisten*