the path we walked together in, AFS Indonesia..I miss those moments

Masih terekam jelas di memori saat saat tes AFS tingkat chapter, detail, tahap demi tahap. Jantung rasa mau susut saat mata mengamati kertas pengumuman yang dipasang di papan pengumuman depan ruang tata usaha, perlahan melewati baris demi baris yang disusul histeria ketika bola mata yang gusar menangkap rangkaian huruf yang disebut nama. Masih terekam jelas di memori saat untuk pertama kalinya terbang ke Jakarta hanya bersama kawan kawan, berlima merasa bebas. Bertemu serombongan orang dari kota dan pulau berbeda dengan aneka bahasa untuk kali pertama namun sudah saling merasa seperti teman lama. Pengalaman pertamaku merasakan indahnya bhineka tunggal ika.

Satu demi satu kita lewati. Seleksi nasional sampai orientasi, dimana aku banyak belajar dari pengalaman hidup orang lain yang membuatku merasa sangat malu kepada diriku sendiri. Malu ketika sadar betapa indahnya hidup yang dikaruniakan kepadaku namun aku masih tetap mengisinya dengan mengeluh. Perjuangan hidupku belum ada apa apa, ternyata.

Dari sinilah aku menorehkan tinta warna warni, hidupku semarak. Keceriaan bersama teman teman yang tidak ada habisnya ketika kita bersama. Pengalaman yang akan selalu mengukir sebuah senyum setiap kali terlintas di memori. Masih tersimpan, detik perdetik. Ah, andai aku bisa kembali ke saat saat itu. Saat saat pertama bertemu di bandara, detik detik nerveous menjelang tes wawancara, atau mungkin momen favoritku di gelombang tiga: farewell di lapangan tenis yang diawali dengan keceriaan dan diakhiri dengan sejuta perasaan campur aduk.

Kembali ke Jakarta untuk wawancara visa, ini saat saat paling bahagia bagiku. Tidak ada "beban" karena masa masa tes sudah lewat. Kebahagiaan sepenuhnya. Seperti sebuah reuni. Menghabiskan malam di PRJ-aaahhh, bangun siang langsung sarapan, ke kedutaan, nginep di Limau dimana malam malamnya kita keluyuran cari makan, kembali ke bandara- napak tilas langkah awal yang mengubah hidup kita.

Orientasi, mengundang tawa dan air mata, menghabiskan hari hari dalam keadaan selalu terjaga atau kadang seperempatnya terjaga. Saat saat dimana kita diberi bekal. Disiapkan untuk menghadapi kehidupan yang berbeda, dimulai dengan setahun ke depan dan berbekas selamanya.

One of the best moments I've ever had, Aku rindu masa masa itu